Yang Ingin Saya Ceritakan

Tentang Beasiswa LPDP

Tujuan LPDP

Tujuan LPDP

Tanggal 18 Februari-1 Maret 2014 kemarin, saya mengikuti kegiatan Program Kepemimpinan (PK) angkatan ke-9 yang merupakan seleksi terakhir bagi calon penerima beasiswa pendidikan Indonesia (S2 & S3) dari LPDP (lembaga pengelola dana pendidikan). Dana pendidikan LPDP ini berasal dari dana abadi yang disisihkan dari 20 % anggaran pendidikan dalam APBN. Hasil investasi dana abadi inilah yang dipergunakan untuk biaya pendidikan dan lain-lain program LPDP. LPDP sendiri berada dibawah naungan tiga kementerian yaitu Kementrian Keuangan, kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Agama Republik Indonesia. Saat ini total dana abadi LPDP lebih dari Rp.15 triliun.

Menjadi calon penerima beasiswa dari LPDP dengan mengikuti PK bagi saya merupakan suatu anugerah yang luar biasa besar. Saya bersyukur sekali bisa bergabung dengan teman-teman yang luar biasa dari seluruh nusantara dengan tujuan study hampir seluruh dunia. Dari Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumetara, Bali, Nusa Tenggara apalagi Jawa, semua ada. Dengan rata-rata umur < 30 tahun, para putra putri terbaik nusantara ini menyebar menuju  Australia, New Zealand, Timur tengah, Jepang, Korea, China, Eropa juga Amerika, ada. Apalagi menuju universitas dalam negeri. Bahkan untuk mereka yang mampu menembus universitas peringkat 50 besar  dunia akan mendapat tambahan insentif USD 5000 atau sekitar 60 juta/tahun. Mereka benar-benar anak muda terpilih yang bukan hanya berdasarkan nilai akademis, tapi juga secara kepemimpinan, kreatifitas dan mental. Pada saat kegiatan PK, visi mereka disatukan. Visi kebangsaan, visi menuju Indonesia emas 2045. (Ada juga Program  presidential scholarship (hanya sekali setahun, PK nya berlangsung 40 hari, hari pertama akan diberi kuliah umum oleh presiden dan setiap tanggal 18 Agustus akan dilepas kembali oleh presiden. Info detailnya disini). Baca lebih lanjut

Yang tersisa…… (dari PK-9 LPDP)

Firman, SE, MPHSemua sudah pulang. Kembali ke habitat masing. Pastinya membawa oleh-oleh berharga dari kegiatan PK-9 kemarin. Kata-kata yang banyak terucap adalah “luar biasa”. Luar biasa mengingat kegiatan selama PK dan hasil yang dirasakan.

Bertemu dengan para pemimpin besar (Jusuf Kalla dan Sby) atau tokoh-tokoh inspiratif seperti Prof. Nasikin, Imam B. Prasodjo, Ahmad ‘Negeri 5 Menara’ Fuady, Gories ‘Asgar Muda’ Mustakim, Shofwan Al Banna tentu memberi kesan semangat agar bisa seperti mereka. Berkunjung ke Baduy mengajarkan kita untuk senantiasa selaras dengan alam, menjaga keseimbangan alam dan patuh pada nilai-nilai budaya. Atau ke TNI AU, yang mengajarkan tentang kedisiplinan, mental yang kuat serta bangga akan Indonesia. Baca lebih lanjut

Akhirnya….. (dari PK-9 LPDP)

Luar biasa. Itu kata pertama yang harus aku tulis. Luar biasa untuk kegiatan PK, luar biasa untuk pesertanya, panitianya juga luar biasa untuk pembicaranya. Pokoknya kegiatan PK sungguh luar biasa. Berkunjung ke Suku Baduy, mengikuti bimbingan dari TNI AU di Halim PK, berdiskusi dengan Jusuf Kalla, Alfitto Deannova, Imam B. Prasodjo, Ahmad ‘Negeri 5 Menara’ Fuady, berkunjung ke GITC Garuda Indonesia serta bertemu langsung Presiden Sby adalah moment yang sangat berharga.

Kedua aku bersyukur banget bisa ikut PK ini. Oya, PK itu artinya Program Kepemimpinan. Kebetulan yang aku ikuti sudah angkatan ke-9. Diselenggarakan oleh LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Kemenkeu sebagai tahap seleksi terakhir calon penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia.

O ya lanjut, aku bersyukur karena bertemu dengan orang-orang hebat dari seluruh Indonesia. Mereka benar-benar luar biasa. Mereka adalah anak-anak muda (menyebut mereka anak muda soalnya diriku termasuk golongan yang sudah “berumur” diantara mereka. Selisihnya bisa 10-15 tahun). Mereka adalah orang-orang pilihan yang telah lolos seleksi administrasi bukan saja dari segi akademik namun juga kepemimpinan. Sehingga bisa dibayangkan ketika bertemu dalam suatu kelompok, semua energi positifnya disatukan. Sungguh dahsyat. Ide-ide kreatifnya terlahir spontan. Dan hasilnya tidak asal-asalan. Me…..mba….ngga….kan ! Baca lebih lanjut

Di TNI AU

dg skuadron 45Perjalanan panjang dari Baduy membuat kami sampai di kompleks TNI AU Halim Perdana Kusuma menjadi sangat terlambat. Dari jadwal jam 10 pagi, kami baru sampai jam 4 sore. Kami langsung dikumpulkan di showroom Skadron 45. Kami langsung di ‘bentak’ dengan cara-cara militer. “Bapak-bapak, ibu-ibu, ini lingkungan militer, jadi tolong sesuaikan dengan lingkungan militer”. Kami disuruh makan dan harus habis dalam 5 menit tidak boleh ada yang bersisa. Wuaduh…… (udah belum pipis, harus minum pulak 1 botol 600ml air, plus tambahan krupuk dan pisang punya teman yang gak bisa habisin). Setelah upacara penyerahan, kami sholat dan diangkut truk/bis tentara menuju barak/tenda.

Sebelum maghrib kami sudah harus siap menuju aula skadron teknik. Setelah maghrib kami mulai menerima materi. Sekitar jam 21.30 kami pulang kembali ke tenda. Kami diperintahkan sudah harus istirahat jam 22.00 wib. Hmmm…. sempat berpikir aneh. Jadwalnya sampe jam 23.00 kok jam 22 sudah disuruh tidur. Akupun segera mengirim pesan whatshap ke teman-teman kelompok agar tidur dalam keadaan siaga (maksudnya siap kalau sewaktu-waktu dibangunkan). Benar saja, jam 23.45 tiba-tiba sirene berbunyi. Disertai panggilan dan hitungan segera berbaris di halaman Marcelling Area (MA) tersebut. Ternyata kami akan melakukan jelazah malam. Ceritanya seluruh kompleks sudah dikepung musuh, tinggal MA ini yang masih aman. Kami harus mengantarkan pesan ke Posko berikutnya dengan cara dan melalui berbagai rintangan. Baca lebih lanjut