Diagram Pareto, Prinsip dan Cara Membuatnya

Diagram Pareto adalah suatu grafik batang (nilai/jumlah asal) yang dipadukan dengan diagram garis (jumlah kumulatif %) yang terdiri dari berbagai faktor yang behubungan dengan suatu variabel yang disusun menurut besarnya dampak faktor tersebut.

Diagram Pareto merupakan hasil dari Prinsip Pareto yaitu suatu prinsip yang didasarkan pada pengamatan yang dilakukan oleh Vilfredo Pareto (ada juga yang menulisnya sebagai Alfredo Pareto), seorang ekonom-sosiolog Italia, Profesor Ekonomi Politik di Lausanne, Swiss (1848-1923). Sekitar tahun 1896, Pareto menemukan bahwa kekayaan  hanya terkonsentrasi di tangan  beberapa orang saja. Ketika itu ia memperkirakan bahwa 80% dari tanah di Italia dimiliki oleh 20% dari penduduknya atau kekayaan itu hanya dipegang oleh sebagian kecil dari populasi.

Prinsip Pareto ini kemudian terkenal dengan prinsip 80/20 dimana 20 % dari masalah memiliki 80 % dari dampak dan hanya 20 % dari masalah yang ada adalah penting. Selebihnya adalah masalah yang mudah. Dan ternyata dalam organisasi manufaktur maupun jasa, masalah unit atau jenis cacat mengikuti distribusi yang sama. Artinya dari semua masalah yang ada, hanya sedikit yang sering terjadi sedangkan yang lainnya jarang terjadi. Bahkan kemudian dari sudut pandang kualitas, professor J. M. Juran (Ahli Mutu) mengadopsi ide Pareto ini, sebagai “asumsi Juran” yang diperkenalkan sebagai instrumen untuk mengklasifikasi masalah kualitas.  Seperti hanya 20% dari masalah yang diidentifikasi menyebabkan 80% dari kerusakan/kesalahan/kecacatan. Pun demikian, bahwa sebagian besar hasil dalam situasi apa pun ditentukan oleh sejumlah kecil penyebab. Ide yang sering diterapkan pada data seperti angka penjualan: “80% penjualan ditentukan oleh 20 pelanggan”. Atau contoh lainnya adalah dengan fokus pada 20% aktifitas, perusahaan akan memperoleh 80% keuntungan.

Diagram Pareto dipergunakan saat:

  • Menganalisis data tentang frekuensi masalah atau penyebab dalam suatu proses,
  • Ingin fokus pada masalah/penyebab yang paling signifikan dari sekian banyak masalah/penyebab,
  • Menganalisis faktor penyebab/masalah yang luas dengan melihat hal khusus dari penyebab/masalah tersebut,
  • Mengkomunikasikan data dengan pihak lain.

Dengan menggunakan diagram Pareto maka:

  • Dapat memilah masalah utama/besar menjadi bagian yang lebih kecil sehingga dapat fokus pada upaya perbaikannya
  • Mengidentifikasidan mengurutkan menurut prioritas atau faktor yang paling signifikan,
  • Memungkinkan pemanfaatan yang lebih baik sumber daya yang terbatas

 

Langkah-langkah Penyusunan Diagram Pareto

 

Untuk membangun sebuah Diagram Pareto, maka harus dimulai dengan kepemilikan data yang telah dikumpulkan dan dikelompokkan. Langkah-lngkah selengkapnya sebagai berikut:

 

  1. Pengumpulan data
  2. Mengidentifikasi topik/kejadian/masalah dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hal tersebut (kategori) yang akan diteliti (misalnya, jenis kesalahan yang ditemukan selama persiapan operasi). Biasanya menggunakan check sheet
  3. Tentukan cara pengukuran yang tepat. Pengukuran umum adalah frekuensi, kuantitas, biaya dan waktu.
  4. Tentukan berapa lama cakupan diagram pareto: Satu siklus kerja? Satu hari penuh? Seminggu? Atau?
  5. Mengumpulkan data atau mengolah data yang sudah ada.

 

  1. Olah data dengan Excel
  2. Hasil pengumpulan/pengukuran data diberikan/diisikan pada masing-masing kategori (pada dokumen Excel)
  3. Urutkan (sort) data yang dimiliki dari yang frekuensi tertinggi hingga terendah
  4. Hitung jumlah total hasil pengukuran keseluruhan kategori
  5. Hitunga persentase tiap kategori
  6. Hitung jumlah kumulatif persentase kategori.
  7. Buat diagram pareto dengan Excel
  8. Atur diagram sesuai kelayakan informasi grafis

 

  1. Tindak lanjut
  2. Analisis/Interpretasikan dan komunikasikan hasil diagram tersebut
  3. Lakukan upaya perbaikan sesuai prioritas

Evaluasi hasilnya dengan langkah-langkah tersebut diatas untuk perbandingan pasca intervensi

Tinggalkan komentar